Tingkatkan Keselamatan Pelancong di Destinasi Wisata Alam, Ini Yang Dilakukan Menhut-Menpar
KLIKWARTAKU – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni bersama Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menjajaki kolaborasi strategis terkait konservasi sumber daya alam, pengembangan pariwisata berkelanjutan, dan penguatan keselamatan wisatawan, khususnya di destinasi wisata alam.
Langkah ini menjadi respons terhadap sejumlah insiden kecelakaan yang terjadi di jalur pendakian Gunung Rinjani baru-baru ini.
“Kami menekankan pentingnya pembenahan manajemen pendakian, termasuk pemeringkatan tingkat kesulitan jalur, penerapan sistem kuota, dan penyusunan standar operasional prosedur (SOP) yang lebih baik,” ujar Menhut.
Sejalan dengan itu, Menpar Widiyanti menegaskan pentingnya intervensi lintas sektor dalam pengelolaan risiko dan keselamatan wisatawan.
“Insiden di Rinjani menjadi pengingat bahwa kita perlu bekerja sama. Kami akan membentuk tim kerja bersama untuk meningkatkan standar keselamatan di destinasi wisata alam,” ujar Menpar.
Ia juga menegaskan keterkaitan erat antara sektor konservasi dan pengembangan pariwisata.
“Wisata berkelanjutan mustahil terwujud tanpa perlindungan terhadap alam. Sinergi ini sangat penting bagi masa depan pariwisata Indonesia,” imbuhnya.
Sebagai langkah konkret, kedua kementerian sepakat menindaklanjuti kolaborasi melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) sebagai landasan kerja sama program ke depan.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas pula pemanfaatan hibah dari Zayed Foundation (Uni Emirat Arab) senilai USD 4,7 juta (sekitar Rp76,9 miliar) untuk mendukung program konservasi komodo dan pengembangan wisata alam di kawasan sekitarnya.
Dana hibah ini diharapkan menjadi katalis penting bagi perlindungan spesies langka sekaligus mendorong model wisata berbasis konservasi.
Menhut juga menegaskan bahwa arah pengembangan wisata alam Indonesia harus berpegang pada prinsip ekowisata, bukan pariwisata massal.
“Tren wisata alam memang menggembirakan, tapi tidak cukup hanya didorong oleh semangat FOMO (fear of missing out). Wisata alam harus mengandung nilai edukasi dan budaya. Kita harus menemukan titik temu antara konservasi dan pariwisata yang bertanggung jawab,” tegas Menhut.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage