klikwartaku.com
Beranda Internasional 6.000 Situs Porno di Inggris Wajib Verifikasi Usia, Upaya Serius Lindungi Anak dari Konten Berbahaya

6.000 Situs Porno di Inggris Wajib Verifikasi Usia, Upaya Serius Lindungi Anak dari Konten Berbahaya

Ilustrasi Inggris mulai menerapkan verifikasi usia di 6.000 situs porno demi melindungi anak-anak dari konten eksplisit.

KLIKWARTAKU — Sekitar 6.000 situs porno di Inggris resmi mulai menerapkan sistem verifikasi usia untuk memastikan pengguna berusia di atas 18 tahun, mulai Jumat 26 Juli kemarin. Langkah ini merupakan bagian dari upaya serius pemerintah dan regulator media Ofcom dalam melindungi anak-anak dari paparan konten seksual yang tidak layak.

CEO Ofcom, Dame Melanie Dawes, menyatakan kebijakan ini menandai perubahan besar dalam dunia digital. “Kini kita mulai melihat aksi nyata dari industri teknologi, bukan sekadar janji,” ujarnya.

Ia juga menambahkan tidak ada negara lain yang telah berhasil mendapatkan komitmen sebesar ini dari berbagai platform. Termasuk dari media sosial milik Elon Musk, X (dulu Twitter), untuk menerapkan sistem verifikasi usia.

Dukungan dan Kekhawatiran

Platform besar seperti Pornhub, Reddit, hingga aplikasi kencan Grindr, dan media sosial seperti Discord serta Bluesky telah menyatakan kesediaannya mengikuti aturan ini. Beberapa subreddit di Reddit bahkan sudah menerapkan pembatasan usia untuk topik-topik tertentu, termasuk alkohol.

Namun, masih ditemukan setidaknya satu situs porno besar di Inggris belum menjalankan sistem verifikasi usia secara penuh pada Jumat pagi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan efektivitas implementasi dan potensi celah yang bisa dimanfaatkan anak-anak untuk mengakses konten terlarang.

Teknologi ini juga masih diragukan oleh sejumlah pakar keamanan digital, terutama soal kemungkinan bypass oleh pengguna muda.

Regulasi “Masuk Akal”

Menteri Teknologi Inggris, Peter Kyle, menyebut kebijakan ini sebagai bentuk penerapan logika dalam mengatur dunia maya. “Kita terbiasa menunjukkan identitas untuk membeli minuman energi, jadi masuk akal jika hal serupa diterapkan untuk akses ke konten dewasa,” jelasnya.

Organisasi perlindungan anak, NSPCC, menyambut baik langkah ini. CEO mereka, Chris Sherwood, menegaskan bahwa perusahaan teknologi tidak bisa lagi menghindar dari tanggung jawab perlindungan anak. “Sudah saatnya industri teknologi mengambil peran nyata,” katanya.

Sementara itu, Profesor Elena Martellozzo dari University of Edinburgh menekankan bahwa keamanan anak bukan pilihan, melainkan kewajiban moral dan hukum.

Tantangan yang Masih Dihadapi

Meski mendapat dukungan, banyak pihak menilai aturan ini belum cukup kuat. Molly Rose Foundation, yang didirikan oleh keluarga Molly Russell (remaja 14 tahun yang meninggal karena terpapar konten berbahaya di internet) mengkritik Ofcom karena dianggap masih terlalu lunak pada perusahaan teknologi besar.

Andy Burrows, CEO yayasan tersebut, mengatakan bahwa prioritas masih condong pada bisnis ketimbang keselamatan anak.

Di sisi lain, Reed Amber Thomas-Litman, pekerja seks sekaligus pendidik, mengkhawatirkan efek samping dari aturan ini. Menurutnya, pengguna bisa jadi berpindah ke situs yang lebih gelap dan tidak terkontrol, yang justru lebih berbahaya. Ia juga menyoroti dampaknya terhadap pengguna LGBTQ+ yang merasa tidak aman membagikan identitas mereka untuk verifikasi usia.

Perlu Edukasi Seksual dan Transparansi Data

Reed juga mendorong agar edukasi seksual di sekolah mencakup informasi tentang pornografi. Agar generasi muda paham bahwa banyak konten yang mereka lihat bersifat fantasi, bukan cerminan realita.

Isu lain yang muncul adalah soal privasi. Banyak pengguna khawatir bahwa data pribadi mereka, seperti ID atau gambar wajah, bisa disalahgunakan oleh pihak ketiga. Meski layanan verifikasi usia mengklaim tidak menyimpan data lebih lama dari yang diperlukan, kekhawatiran tetap ada.

Menuju Internet yang Lebih Aman

Derek Ray-Hill dari Internet Watch Foundation menyatakan, meskipun langkah ini signifikan, masih banyak yang perlu dilakukan. Ia mendesak agar platform digital merancang sistem mereka sejak awal dengan mengutamakan keselamatan pengguna, terutama anak-anak.

Meskipun aturan ini belum sempurna, banyak yang percaya bahwa ini adalah langkah awal menuju internet yang lebih bertanggung jawab dan aman bagi semua kalangan, terutama generasi muda.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan