Tragis! Ratusan Remaja Rusia Tewas di Ukraina Setelah Lulus Sekolah, Terjebak Propaganda dan Janji Uang
KLIKWARTAKU — Janji Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa remaja usia 18 tahun tidak akan dikirim ke garis depan Ukraina kini dipertanyakan. Menyusul temuan, setidaknya 245 remaja Rusia berusia 18 tahun tercatat tewas dalam perang Ukraina sejak 2023, sebagian besar baru saja lulus sekolah menengah.
Di balik angka tersebut, tersembunyi kisah-kisah memilukan remaja yang mengorbankan hidup mereka demi Operasi Militer Khusus yang diluncurkan Rusia pada Februari 2022. Salah satunya adalah Alexander Petlinsky, yang bergabung dengan militer hanya dua minggu setelah ulang tahunnya yang ke-18, dan tewas dalam waktu 20 hari di medan perang.
Petlinsky sejatinya telah diterima di perguruan tinggi kedokteran di Chelyabinsk, namun sejak usia 15 tahun, ia bermimpi pergi ke medan perang. “Sasha punya mimpi lain,” ungkap bibinya, Ekaterina.
Rute Cepat ke Medan Perang
Sejak April 2023, aturan wajib militer di Rusia berubah drastis. Remaja yang baru lulus sekolah diperbolehkan langsung menjadi tentara kontrak tanpa menjalani masa wajib militer sebelumnya. Kombinasi antara propaganda patriotik di sekolah dan bonus uang tunai besar-besaran menjadikan militer sebagai jalan pintas bagi banyak remaja, terutama di wilayah-wilayah miskin.
Rusia pun secara sistematis menanamkan narasi perang ke dalam dunia pendidikan. Sejak invasi, kurikulum sekolah wajib memuat pelajaran tentang operasi militer khusus. Siswa diajak membuat jaring kamuflase, lilin parit, bahkan balita diminta menggambar surat untuk tentara di garis depan.
Tahun ajaran 2024 juga memperkenalkan pelajaran baru: Dasar-Dasar Pertahanan Tanah Air, termasuk latihan menggunakan senapan Kalashnikov dan granat tangan.
Kematian di Usia Belia
Salah satu korban lainnya adalah Vitaly Ivanov, remaja asal desa kecil di Siberia yang semula ingin bekerja sebagai mekanik. Setelah tersandung kasus hukum, ia justru menandatangani kontrak militer dan dikirim ke Ukraina. Hanya beberapa hari setelah tiba, ia tewas dalam misi tempur pertamanya.
Menurut data, sejak invasi penuh pada 2022, sedikitnya 2.812 pria Rusia usia 18–20 tahun tewas di Ukraina. Jumlah ini diyakini jauh lebih kecil dari kenyataan, mengingat tidak semua kematian diumumkan secara terbuka. Secara total, nama 120.343 tentara Rusia telah teridentifikasi tewas, dan diperkirakan angka sebenarnya bisa mencapai lebih dari 267.000 orang.
Tragedi yang Terus Berulang
Kisah Petlinsky dan Ivanov hanyalah sebagian kecil dari generasi muda Rusia yang terjebak dalam gencarnya propaganda dan tekanan ekonomi. Sementara itu, orang tua mereka berjuang menerima kenyataan pahit kehilangan anak di usia yang seharusnya mereka jalani untuk belajar dan membangun masa depan.
“Saya bangga sebagai warga negara, tapi hancur sebagai seorang ibu,” ujar Elena, ibu dari Alexander, menahan air mata.
Sementara teman-teman mereka, seperti Anastasia, kini menganggap keputusan untuk bergabung sebagai tentara kontrak sebagai topik yang sangat menyakitkan. “Mereka masih muda dan naif, belum benar-benar mengerti beban dan konsekuensinya,” ucapnya sedih.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage