Jenderal Mkhwanazi Guncang Afrika Selatan, Tuding Menteri Polisi Terlibat Sindikat Kejahatan
KLIKWARTAKU — Seorang perwira tinggi polisi Afrika Selatan, Jenderal Nhlanhla Mkhwanazi, menggemparkan negeri pelangi itu setelah secara terbuka menuduh atasannya, Menteri Polisi Senzo Mchunu, memiliki hubungan dengan sindikat kejahatan terorganisir.
Dalam konferensi pers dramatis yang disiarkan langsung di televisi nasional, Jenderal Mkhwanazi tampil dengan seragam ala militer, dikelilingi polisi bertopeng dan bersenjata lengkap. Ia menyatakan bahwa kejahatan terorganisir telah menyusup hingga ke lingkaran kekuasaan Presiden Cyril Ramaphosa.
“Kami dalam mode tempur. Saya akan menghadapi para penjahat secara langsung,” tegas Mkhwanazi.
Menurutnya, Menteri Mchunu telah membubarkan satuan elit investigasi pembunuhan politik setelah tim itu mengungkap keberadaan kartel narkoba yang menyusup ke sektor bisnis, lembaga peradilan, hingga kejaksaan.
Dukungan Publik dan Gejolak Politik
Tuduhan itu langsung memicu badai. Mchunu membantah keras dan menyebutnya “liar dan tak berdasar”, namun dukungan publik justru mengalir deras ke Jenderal Mkhwanazi, yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Polisi Provinsi KwaZulu-Natal — daerah kekuasaan politik Mchunu sendiri.
Tagar #HandsOffNhlanhlaMkhwanazi memuncaki trending topic di media sosial X, sebagai bentuk peringatan dari masyarakat kepada pemerintah agar tidak mengkriminalisasi sang jenderal.
“Dia dikenal tegas dan tak kenal kompromi,” kata pakar kejahatan dari Universitas Johannesburg, Calvin Rafadi.
Nama Mkhwanazi bukan asing bagi publik. Sekitar 15 tahun lalu, saat masih menjabat Pelaksana Tugas Kepala Polisi Nasional, ia menangguhkan bos intelijen kriminal, Richard Mdluli, yang merupakan orang dekat mantan Presiden Jacob Zuma. Mdluli akhirnya dijatuhi hukuman penjara karena penculikan dan kekerasan.
Langkah berani itu membuat Mkhwanazi sempat disingkirkan dari panggung utama. Namun ia kembali pada 2018 ketika diangkat sebagai Kepala Polisi KwaZulu-Natal, dengan tugas utama menyelidiki pembunuhan politik di provinsi rawan konflik itu.
Bongkar Kasus, Dipertaruhkan Reputasi
Keputusan Mchunu membubarkan tim investigasi inilah yang memicu konferensi pers Mkhwanazi dua pekan lalu. Ia mengungkap bahwa ada 121 berkas kasus penting yang kini terbengkalai di markas polisi nasional. “Saya siap mati demi lencana ini. Saya tidak akan mundur,” ujarnya lantang.
Di tengah krisis kepercayaan publik terhadap kepolisian Afrika Selatan (yang menurut survei Human Sciences Research Council hanya berada di angka 22 persen) figur seperti Mkhwanazi menjadi simbol harapan.
Meski demikian, Mkhwanazi juga tak luput dari kontroversi. Ia sempat diperiksa oleh lembaga pengawas karena diduga mengintervensi penyelidikan terhadap pejabat penjara, meskipun akhirnya dibebaskan dari semua tuduhan.
Pahlawan atau Pemicu Krisis Baru?
Beberapa pihak mengkritik gaya kepemimpinan Mkhwanazi yang dianggap terlalu keras, karena pasukannya kerap menggunakan kekerasan dalam menangkap tersangka. Namun, publik seolah menutup mata, karena mereka merasa Mkhwanazi adalah “pahlawan sejati” dalam tubuh polisi.
Situasi ini telah mengguncang struktur pemerintahan. Mulai bulan depan, Afrika Selatan akan memiliki Menteri Polisi sementara baru, yakni Firoz Cachalia, mantan aktivis anti-apartheid dan pakar hukum yang dikenal bersih.
Dalam wawancaranya dengan Newzroom Afrika, Cachalia menyebut langkah Mkhwanazi sebagai “tidak lazim, namun mungkin dibenarkan jika tuduhannya terbukti benar.”
Kini, nasib dan reputasi Jenderal Mkhwanazi dipertaruhkan. Jika ia berhasil membuktikan tuduhannya, ia akan dicatat sebagai simbol perlawanan terhadap korupsi. Tapi jika gagal, karier dan kredibilitasnya bisa runtuh dalam sekejap.
Namun satu hal sudah pasti: Mkhwanazi telah menantang elite politik Afrika Selatan untuk kedua kalinya — dan kali ini, seluruh negeri menyaksikan.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage