Indonesia Jadikan Halal Senjata Ekonomi Global
KLIK WARTAKU – Pemerintah Indonesia mengebut transformasi industri halal sebagai motor ekonomi baru yang berdaya saing global. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya mendorong pertumbuhan industri halal melalui peta jalan, infrastruktur, dan kolaborasi lintas sektor.
“Industri halal bukan hanya urusan sertifikasi. Ini strategi ekonomi,” kata Kris Sasono Ngudi Wibowo, Kepala Pusat Industri Halal Kemenperin dalam Media Gathering Halal Indo 2025 di Jakarta, Kamis (17/7).
Langkah besar itu dituangkan dalam peta jalan industri halal yang diselaraskan dengan RPJPN 2025–2045 dan RPJMN 2025–2029. Tujuannya jelas: menjadikan Indonesia pemain utama industri halal dunia, dari makanan dan minuman, hingga kosmetik dan farmasi.
Kemenperin telah merancang berbagai program strategis, mulai dari pembangunan Halal Innovation Hub, pelatihan penyelia halal, hingga jaringan inkubator halal di Kawasan Industri Halal (KIH). Tak hanya itu, dashboard data halal nasional juga sedang digarap untuk memperkuat transparansi dan monitoring.
Hingga pertengahan 2025, lebih dari 162.000 sertifikat halal telah diterbitkan. Mayoritas berasal dari industri makanan dan minuman. Tahun ini, pemerintah menargetkan fasilitasi 2.925 industri halal, baik skema reguler maupun self-declare.
Lebih dari 20 unit kerja Kemenperin kini telah diakui sebagai bagian dari infrastruktur industri halal nasional—mulai dari Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) hingga Lembaga Sertifikasi Profesi.
Tak hanya di dalam negeri, Indonesia terus mengukuhkan pengaruhnya di panggung global. Gelaran Halal Indonesia International Industry Expo (Halal Indo) 2025 pada 25–28 September mendatang di ICE BSD, ditargetkan menjadi etalase industri halal terbesar dan jendela ekspor baru.
“Kita tak hanya ingin jadi pasar, tapi juga pemain utama,” ujar Kris.
Potensi pasar global halal memang menggiurkan. Menurut laporan Dinar Standard, konsumsi ekonomi syariah dunia mencapai USD 2,43 triliun pada 2023. Indonesia sendiri berada di peringkat tiga dalam Global Islamic Economy Indicator Score 2024/25, bersinar di sektor modest fashion, makanan, farmasi, dan kosmetik.
Dukungan dari pelaku industri besar pun mengalir. ParagonCorp, perusahaan kosmetik raksasa pemilik merek Wardah, menyebut halal bukan sekadar label, melainkan nilai yang melekat dalam setiap lini bisnis mereka.
“Halal sudah jadi gaya hidup. Kami pastikan semua proses dari bahan baku sampai manufaktur berbasis prinsip halal dan berkelanjutan,” kata M. Adi Yasir, Senior Head of Stakeholders Relations ParagonCorp.
Sebagai bentuk kontribusi sosial, ParagonCorp juga memfasilitasi sertifikasi halal gratis bagi pelaku UMKM—upaya konkret memperluas jangkauan ekosistem halal nasional.
Kemenperin pun berharap sinergi antara kementerian, industri, dan pemangku kepentingan lainnya terus diperkuat. “Pasar halal dunia tumbuh pesat. Kita harus menjadi pusat gravitasinya,” tegas Kris.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage