AS Umumkan Langkah Konkret Akhiri Kekerasan di Suriah Setelah Serangan Udara Israel ke Damaskus
KLIKWARTAKU — Ketegangan memuncak di Suriah setelah serangan udara Israel menghantam Kementerian Pertahanan di Damaskus dan posisi militer di wilayah selatan, termasuk provinsi Suweida. Serangan ini terjadi di tengah bentrokan sektarian berdarah antara milisi Druze dan suku Bedouin, yang telah menewaskan lebih dari 350 orang sejak Minggu.
Merespons situasi yang memburuk, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengumumkan pihaknya bersama negara-negara Arab telah menyepakati langkah-langkah spesifik untuk mengakhiri kekerasan di Suweida. “Kami telah menyepakati langkah nyata yang akan mengakhiri situasi mengerikan ini malam ini,” tulis Rubio di platform X (sebelumnya Twitter).
Media pemerintah Suriah, melaporkan bahwa pasukan Suriah mulai ditarik dari Suweida sebagai bagian dari kesepakatan antara pemerintah dan tokoh agama setempat. Pemerintah Suriah menyambut baik inisiatif diplomatik dari AS dan pihak Arab yang dinilai sebagai upaya damai untuk mengatasi krisis.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan serangan dilakukan untuk melindungi komunitas Druze, yang memiliki hubungan erat dengan warga Druze di Israel dan Dataran Tinggi Golan. Israel menyatakan bahwa operasi militer akan terus dilakukan hingga pasukan Suriah benar-benar mundur dari Suweida.
Dalam serangan terpisah, jet tempur Israel menghantam wilayah sekitar Istana Kepresidenan di Damaskus sebagai peringatan tegas terhadap Presiden Sementara Ahmed al-Sharaa. Kementerian Pertahanan Israel menyebut bahwa target utama mereka adalah kendaraan bersenjata dan fasilitas militer yang mendukung kekerasan terhadap warga Druze.
Namun, pemerintah Suriah mengutuk keras serangan tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB dan hukum internasional. “Serangan ini adalah bagian dari strategi Israel untuk menciptakan kekacauan dan merusak stabilitas Suriah,” tegas pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Suriah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan bahwa kondisi kemanusiaan di Suweida memburuk drastis. RS nasional dikabarkan diserang tank, menyebabkan kepanikan di tengah korban luka yang sedang dirawat. Laporan juga menyebutkan kekurangan air bersih dan obat-obatan yang akut.
Lebih dari 350 korban tewas tercatat, termasuk 79 pejuang Druze, 55 warga sipil, dan 189 pasukan pemerintah. Banyak dari korban sipil disebut menjadi target tembakan sniper atau tewas dalam eksekusi di luar proses hukum.
Ketegangan bermula dari penculikan seorang pedagang Druze oleh kelompok bersenjata Bedouin. Milisi Druze kemudian menyerbu pemukiman Bedouin di Suweida, yang memicu serangkaian bentrokan dan serangan balasan ke desa-desa Druze di sekitarnya.
Netanyahu sebelumnya menuntut demiliterisasi total Suweida dan dua provinsi selatan lainnya, menyebut Presiden Sharaa dan kelompok Islamis Sunni HTS sebagai ancaman bagi keamanan regional.
Dengan ketegangan masih tinggi, dunia kini menanti apakah kesepakatan yang difasilitasi AS benar-benar dapat meredakan kekerasan dan membawa stabilitas ke wilayah yang telah lama dilanda konflik.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage