Israel Gempur Pasukan Suriah di Suweida Usai Bentrokan Sektarian Berdarah
KLIKWARTAKU — Ketegangan memuncak di Suriah selatan setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah yang memasuki kota mayoritas Druze di Suweida, pada Selasa (waktu setempat), menyusul dua hari bentrokan sektarian berdarah antara milisi Druze dan suku Bedouin.
Serangan tersebut, menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, ditujukan pada pasukan dan senjata Suriah yang diduga akan digunakan “melawan warga Druze”. Netanyahu menegaskan bahwa Israel memiliki komitmen kuat untuk melindungi komunitas Druze, yang memiliki hubungan erat dengan warga Druze di Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Kelompok pemantau berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), melaporkan sedikitnya 200 orang tewas, termasuk warga sipil dan anak-anak, sejak bentrokan meletus pada Minggu lalu.
Pemerintah Suriah mengecam keras serangan Israel dan menyebut bahwa sejumlah anggota militer serta warga sipil menjadi korban. Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Suriah menuduh Israel bertanggung jawab penuh atas eskalasi ini.
Ini merupakan pertama kalinya pasukan Suriah dikerahkan ke Suweida sejak Presiden Bashar al-Assad digulingkan pada Desember lalu oleh pemberontak yang dipimpin kelompok Islamis Sunni, Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Namun, masyarakat Druze yang telah lama curiga terhadap pemerintahan sementara Ahmed al-Sharaa, menolak integrasi ke dalam aparat keamanan negara.
Meski Menteri Pertahanan Suriah sempat mengumumkan gencatan senjata dan mencapai kesepakatan dengan para tokoh lokal, suasana tetap memanas. Salah satu tokoh spiritual Druze, Sheikh Hikmat al-Hajri, menyerukan perlawanan total terhadap “kampanye brutal” pemerintah, dan menuduh pasukan pemerintah melanggar gencatan senjata dengan mengebom Suweida.
SOHR menuduh pasukan Suriah melakukan eksekusi singkat terhadap 19 warga sipil Druze, termasuk 12 orang yang dibunuh di rumah tamu keluarga. Dikatakan pula bahwa properti warga dijarah dan dibakar oleh pasukan berseragam militer.
Seorang warga Suweida menyebut situasi di kota itu sebagai bencana, dengan tembakan membabi buta membuat warga melarikan diri ke pedesaan, meskipun ada jam malam yang diberlakukan otoritas.
Konflik bermula dari penculikan seorang pedagang Druze di jalan menuju Damaskus, yang memicu milisi Druze mengepung dan merebut distrik al-Maqwas yang dihuni oleh komunitas Bedouin. Bentrokan pun meluas ke desa-desa di pinggiran Suweida.
Israel menyebut serangan udara mereka sebagai peringatan jelas kepada rezim Suriah. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa tank-tank Suriah yang mendekati Suweida juga menjadi target.
AS melalui Menteri Luar Negeri Marco Rubio, menyatakan telah berbicara dengan semua pihak dan mencapai kesepakatan atas langkah-langkah konkret untuk mengakhiri kekerasan. Namun, detail kesepakatan tidak diungkap.
Sementara itu, Netanyahu kembali menegaskan kebijakan demiliterisasi penuh di Suweida dan dua provinsi selatan lainnya, serta memperingatkan terhadap keterlibatan HTS, mantan afiliasi al-Qaeda yang kini masih ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh PBB dan Inggris.
Militer Israel diketahui telah melakukan ratusan serangan udara di wilayah Suriah dalam beberapa tahun terakhir, termasuk ke zona penyangga yang dipantau PBB antara Dataran Tinggi Golan yang diduduki dan wilayah Suriah.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage