klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Parenting Qur’ani: Cara Mendidik Anak Cerdas dan Berakhlak Mulia Menurut Al-Qur’an

Parenting Qur’ani: Cara Mendidik Anak Cerdas dan Berakhlak Mulia Menurut Al-Qur’an

Gambar seorang ayah atau ibu sedang membaca Al-Qur’an bersama anak dalam suasana hangat

KLIKWARTAKU – Di tengah derasnya arus zaman dan gempuran tantangan modernitas, orang tua muslim kerap dihantui satu pertanyaan besarBagaimana caranya membesarkan anak yang tak hanya unggul dalam kecerdasan duniawi, tapi juga memiliki akhlak mulia dan cinta yang mendalam pada Al Qur’an? Jawabannya, ternyata, ada pada sesuatu yang telah lama diajarkan namun kerap terlupakan.

Parenting Qur’ani bukan sekadar metode mengasuh anak ala Islami, tapi sebuah pendekatan hidup yang mengakar pada nilai-nilai Ilahi. Ia tidak sekadar soal aturan atau larangan, tapi tentang membangun hubungan emosional dan spiritual antara orang tua dan anak berdasarkan kasih sayang, keteladanan, dan penanaman nilai iman sejak dini.

Lebih dari Sekadar Teori, Ini Gaya Hidup

Parenting Qur’ani bukan teori kosong. Ia adalah gaya hidup yang menghidupkan Qur’an dalam keseharian keluarga. Dikutip dari Tarteel.ai dan Yaqeen Institute, pendekatan ini dimulai dari yang paling mendasar: cinta dan kasih sayang. Anak perlu merasakan bahwa dirinya dicintai, diterima, dan dihargai bukan karena prestasi atau ketaatan semata, tapi karena ia adalah amanah dari Allah.

Dengan dasar kasih sayang inilah, orang tua lalu menanamkan nilai-nilai Qur’ani lewat berbagai cara yang sederhana namun penuh makna, membacakan ayat pendek setiap pagi, berdialog sebelum tidur, berdoa bersama usai salat, atau bahkan berdiskusi ringan tentang kisah para nabi. Momen-momen inilah yang perlahan menumbuhkan benih akhlak dalam hati anak.

Fondasi Spiritual yang Tangguh

Salah satu kunci penting dalam parenting Qur’ani adalah konsep attachment, atau ikatan emosional yang aman antara anak dengan orang tuanya dan lebih luas lagi, antara anak dengan Allah. Attachment ini menjadi pondasi ketahanan psikologis dan spiritual yang sangat penting di masa depan.

Ketika anak merasa dicintai, dihargai, dan dipandu dengan kelembutan, ia tumbuh menjadi pribadi yang kokoh secara batin. Ia punya motivasi belajar yang datang dari dalam (intrinsik), bukan karena tekanan. Ia mampu menghadapi stres sosial dengan lebih tenang, dan tetap menjadikan iman sebagai kompas hidupnya.

Kasih Sayang sebagai Dasar Keluarga

Islam menempatkan kasih sayang sebagai inti dari relasi keluarga. Dalam Surah Al-Isra ayat 24, Allah memerintahkan anak-anak untuk berbakti kepada orang tuanya dengan penuh hormat dan kelembutan. Namun secara implisit, ayat ini juga menuntut orang tua untuk membalas dengan kelembutan yang sama.

Tidak ada ruang untuk kekerasan verbal atau fisik dalam parenting Qur’ani. Sebaliknya, orang tua adalah teladan kebaikan. Anak belajar dari cara orang tuanya berbicara, bersikap, bahkan dari bagaimana mereka mengelola emosi. Semuanya menjadi cerminan nilai-nilai Qur’ani yang nyata.

Keteladanan Luqman al-Hakim

Sosok Luqman al-Hakim dalam Qur’an menjadi contoh nyata bagaimana mendidik anak melalui keteladanan. Dalam QS Luqman ayat 17, beliau berkata kepada anaknya, “Dirikanlah salat, ajaklah kepada kebaikan, cegahlah dari kemungkaran, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu.” Nasihat ini bukan hanya berupa kata-kata, melainkan cerminan hidup yang dijalani Luqman sendiri.

Begitu pula orang tua masa kini. Anak akan jauh lebih mudah meniru apa yang ia lihat ketimbang apa yang hanya ia dengar. Jika ia menyaksikan ayahnya jujur, ibunya lembut, dan keduanya tekun membaca Qur’an, maka nilai-nilai itu secara perlahan akan menyatu dalam dirinya.

Menumbuhkan Cinta Al Qur’an Sejak Dini

Tak harus panjang, tak harus muluk. Rutinitas membaca Al Qur’an setiap hari meski hanya satu ayat bisa jadi kunci membentuk kecintaan yang mendalam. Anak-anak akan terbiasa dengan lantunan ayat-ayat suci, merasa nyaman dengannya, dan menganggapnya sebagai bagian tak terpisahkan dari hidup mereka.

Cinta pada Al Qur’an bukan sekadar soal hafalan. Ini tentang bagaimana Qur’an menjadi sahabat dalam kesendirian, penuntun saat bingung, dan penghibur saat gundah. Jika hal ini ditanamkan sejak dini, maka anak-anak akan tumbuh dengan karakter yang kuat dan akhlak yang mulia.

Kembali pada Inti, Kembali pada Qur’an

Mendidik anak dalam bingkai parenting Qur’ani bukan semata soal ritual ibadah atau hafalan ayat. Ini tentang membentuk manusia yang utuh: cerdas secara intelektual, tangguh secara emosional, dan lembut hatinya karena iman.

Lewat kasih sayang, keteladanan, budaya membaca Qur’an, dan rasa aman spiritual yang dibangun bersama, orang tua muslim bisa mencetak generasi yang tidak hanya siap menghadapi tantangan dunia, tapi juga memikul amanah akhirat.

Dan pada akhirnya, parenting Qur’ani bukan hanya untuk anak. Ia adalah proses belajar seumur hidup, di mana orang tua dan anak saling tumbuh, saling mencintai, dan bersama-sama menuju ridha Allah.

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan