klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Jalan Rusak dan Janji Manis, Sudah Berapa Kali Kita Ketipu

Jalan Rusak dan Janji Manis, Sudah Berapa Kali Kita Ketipu

Pejabat Cek Jalan rusak (Gambar Ilustrasi)

KLIKWARTAKU – Setiap musim hujan datang, cerita itu berulang. Jalanan yang dulu penuh lubang makin parah. Yang semula hanya sekadar retakan, kini menjadi jebakan maut. Entah berapa motor terpeleset, entah sudah berapa mobil yang bannya pecah. Tapi yang paling menyedihkan bukan kerusakan jalannya melainkan kerusakan kepercayaan kita sebagai rakyat.

Sebab jalan rusak bukan sekadar soal infrastruktur, tapi soal janji yang tak ditepati. Soal harapan yang dibangun dari kampanye demi kampanye, dari baliho-baliho besar penuh senyum, tapi tak pernah sampai pada kenyataan. Tahun berganti, pejabat berganti, janji tetap sama: “Jalan akan diperbaiki.” Tapi kita? Tetap jadi korban.

Jalan Rusak Itu Cermin Pemerintahan

Kalau mau tahu seberapa serius pemerintah peduli pada rakyatnya, lihat saja jalannya. Jalan adalah urat nadi kehidupan ekonomi warga. Petani perlu jalan yang baik untuk mengangkut hasil panen. Anak sekolah butuh jalan yang layak agar bisa sampai ke sekolah tanpa khawatir tergelincir. Ibu-ibu hamil pun bertaruh nyawa setiap kali harus melewati jalan berlubang menuju puskesmas.

Lalu, ketika jalan dibiarkan rusak bertahun-tahun, kita bertanya-tanya: apakah pemerintah benar-benar hadir? Ataukah mereka hanya sibuk menghitung elektabilitas?

Janji Itu Murah, Tapi Rakyat yang Bayar Mahal

Ingatkah kalian saat musim kampanye tiba? Jalan yang rusak bisa jadi “primadona dadakan”. Tiba-tiba diperbaiki, ditambal asal-asalan, cukup untuk difoto dan diposting di media sosial. Setelah itu? Hilang seperti janji manis yang menguap bersama angin pilkada.

Sobat Klikwartaku tahu, kita sudah terlalu sering tertipu. Kita terlalu sering berharap bahwa pemimpin baru akan membawa perubahan. Tapi nyatanya, lubang-lubang itu seperti luka lama yang tak pernah disembuhkan. Makin dibiarkan, makin dalam.

Dan yang membuat kita geram, anggaran infrastruktur tiap tahun selalu ada. Bahkan miliaran rupiah dialokasikan untuk “perbaikan jalan.” Tapi hasilnya? Nol besar. Jalan tetap rusak, tapi kontraktor tetap kenyang.

Saatnya Rakyat Tidak Hanya Mengeluh, Tapi Menuntut

Kita tidak bisa terus-menerus diam. Jalan yang rusak adalah masalah publik. Kita punya hak untuk menuntut, untuk bersuara. Karena uang yang digunakan untuk membangun jalan bukan dari kantong pejabat, tapi dari keringat rakyat: pajak, retribusi, dan berbagai pungutan.

Sudah saatnya kita tidak hanya mengeluh di media sosial, tapi mengorganisasi diri. Laporkan jalan rusak ke DPRD. Desak transparansi proyek infrastruktur. Dan yang paling penting, ingat siapa yang memberi janji tapi tak menepati saat pemilu tiba.

Jangan Mau Lagi Ketipu

Sobat Klikwartaku percaya, perubahan itu mungkin. Tapi perubahan tak akan datang kalau kita terus membiarkan janji-janji kosong berlalu tanpa pertanggungjawaban. Jalan rusak adalah simbol betapa rapuhnya komitmen pemerintah pada kesejahteraan rakyat. Tapi juga bisa jadi simbol perjuangan kalau kita memilih untuk tidak diam.

Sudah cukup kita jadi korban. Jangan sampai tahun depan kita menulis opini yang sama lagi. Jangan biarkan jalan rusak menjadi warisan generasi. Mari pastikan, kali ini, kita tidak ketipu lagi.

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan