klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Kredit Perbankan Indonesia Tumbuh 8,43%,Tetap Likuid di Tengah Lesunya Ekonomi Dunia

Kredit Perbankan Indonesia Tumbuh 8,43%,Tetap Likuid di Tengah Lesunya Ekonomi Dunia

Ilistrasi menabung di bank.

 

KLIK WARTAKU – Intermediasi perbankan Indonesia tetap stabil di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan tumbuh 8,43% (yoy) menjadi Rp7.997,63 triliun pada Mei 2025, dengan dukungan kuat dari kredit investasi dan konsumsi.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam keterangan tertulis menyebut stabilnya pertumbuhan kredit menjadi sinyal positif keberlanjutan fungsi intermediasi perbankan.

“Likuiditas industri perbankan tetap memadai dan profil risikonya terjaga,” tegas Mahendra.

Kredit investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 13,74% yoy, diikuti kredit konsumsi sebesar 8,82%, sementara kredit modal kerja hanya tumbuh 4,94%.

Dari sisi debitur, kredit korporasi naik signifikan 11,92%, namun kredit UMKM hanya tumbuh 2,17% karena fokus bank pada pemulihan kualitas.

Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,29% yoy menjadi Rp9.072 triliun. Pertumbuhan deposito melambat di 2,31%, sementara giro dan tabungan tumbuh masing-masing 5,57% dan 5,39%.

Fenomena ini mencerminkan preferensi masyarakat terhadap instrumen likuid dan alternatif investasi non-deposito.

Rasio likuiditas tetap jauh di atas batas aman, dengan AL/NCD 110,33%, AL/DPK 24,98%, dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 192,41%.

Dari sisi kualitas aset, NPL gross tercatat 2,29%, NPL net 0,85%, dan Loan at Risk (LaR) relatif stabil di 9,93%.

Sementara itu, permodalan bank tetap kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,51%, menjadi bantalan risiko yang solid di tengah dinamika global.

Di sisi lain, porsi kredit Buy Now Pay Later (BNPL) terhadap total kredit masih kecil yakni 0,27%, tetapi tumbuh cepat 25,41% yoy menjadi Rp21,89 triliun dengan total 24,79 juta rekening. OJK mengingatkan pentingnya pengelolaan risiko di segmen ini.

OJK juga menegaskan komitmen melawan aktivitas ilegal di sektor keuangan.

Mahendra menyampaikan bahwa pihaknya telah meminta bank memblokir lebih dari 17 ribu rekening terkait aktivitas judi online, dan melaksanakan verifikasi lanjutan berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) melalui proses Enhance Due Diligence (EDD).

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan