Menteri Rusia Tewas Setelah Dipecat Putin, Jadi Peringatan Bagi Elit Politik
KLIKWARTAKU — Awal pekan ini di Rusia dimulai dengan kejutan besar. Presiden Vladimir Putin memecat Menteri Transportasi Roman Starovoit pada Senin pagi. Namun hanya beberapa jam kemudian, Starovoit ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di sebuah taman di pinggiran Moskow. Di dekat tubuhnya, ditemukan sebuah pistol.
Penyelidik menyatakan, kematian tersebut diduga sebagai bunuh diri. Namun fakta bahwa seorang pejabat tinggi negara ditemukan meninggal begitu cepat setelah pemecatannya oleh presiden telah menimbulkan gelombang spekulasi dan kekhawatiran di kalangan elit politik Rusia.
“Bunuh diri Roman Starovoit hanya beberapa jam setelah pemecatan oleh presiden adalah kejadian yang nyaris tak pernah terjadi dalam sejarah Rusia,” tulis surat kabar setempat.
Sebelum menjadi menteri pada Mei 2024, Starovoit menjabat sebagai Gubernur Kursk selama lebih dari lima tahun. Ia dikenal sebagai arsitek pembangunan benteng pertahanan di perbatasan Ukraina, proyek yang belakangan menjadi sorotan setelah pasukan Ukraina berhasil menerobos dan merebut sebagian wilayah tersebut.
Sejak saat itu, penggantinya di Kursk, Alexei Smirnov, serta mantan wakilnya Alexei Dedov, telah ditangkap dan didakwa atas dugaan korupsi besar-besaran terkait proyek tersebut. Kini, muncul dugaan bahwa Starovoit juga akan menjadi tersangka dalam kasus itu.
“Starovoit kemungkinan besar akan menjadi terdakwa utama dalam kasus ini,” tulis harian lokal setempat.
Isyarat Politik dan Bayangan Masa Lalu Stalin
Profesor Nina Khrushcheva dari The New School, cucu dari mantan pemimpin Soviet Nikita Khrushchev, menyebut peristiwa ini sebagai refleksi dari meningkatnya suasana represif di bawah pemerintahan Putin.
“Jika benar dia bunuh diri karena takut akan diadili, ini mencerminkan bahwa pejabat tingkat tinggi kini tidak punya jalan keluar dari sistem. Sama seperti pada masa Stalin,” kata Khrushcheva.
Ia membandingkan insiden ini dengan kematian Sergo Ordzhonikidze, salah satu menteri Stalin, yang bunuh diri pada 1937 ketika merasa tak ada jalan keluar dari tekanan politik yang mematikan.
Sunyi dari Layar TV, Tapi Gema Kuat di Koridor Kekuasaan
Meskipun peristiwa ini menjadi berita utama di berbagai surat kabar, pemberitaannya di televisi negara sangat minim. Saluran Russia-1, misalnya, hanya menyebut kematian Starovoit selama 18 detik di akhir buletin malam. Tak ada informasi soal pemecatan atau penyebab kematiannya.
Ini mencerminkan bagaimana media pemerintah Rusia mengendalikan narasi, dengan menyadari bahwa televisi adalah sumber informasi utama bagi publik.
Namun bagi para elit politik, pesannya sangat jelas. Dulu, menjadi gubernur atau menteri bisa menjadi batu loncatan menuju kekayaan dan jabatan lebih tinggi. Tapi kini, jalan menuju atas (bahkan ke bawah) bisa berujung pada kematian.
“Kini menjadi pejabat bukan lagi jaminan keamanan. Tak ada lagi mobilitas ke atas, dan bahkan ke bawah pun bisa berakhir tragis,” ujar Khrushcheva.
Kematian Roman Starovoit menjadi peringatan sunyi namun tajam bagi siapa pun yang mencoba bertahan dalam sistem politik Rusia yang semakin menekan.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage