Alasan Tidak Ada Trading Halt di IHSG, Pasar Anteng Walaupun Trump Sudah Berlakukan Tarif Resiprokal
KLIK WARTAKU – Kabar bahwa Presiden AS Donald Trump resmi mengenakan tarif 32% terhadap seluruh produk Indonesia ternyata tak mengguncang pasar seperti yang pernah terjadi pada April lalu.
Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak tanpa gejolak berarti. Tidak ada panic selling.
Tidak ada trading halt. Apa yang membuat pasar begitu tenang kali ini?
Pasar Sudah “Kebal Kejutan”
Tarif resiprokal ala Trump ini bukan kabar baru. Sejak pengumuman program “Liberation Day Tariffs” pada April lalu, investor global sudah bersiap diri.
Kala itu, IHSG sempat anjlok lebih dari 5% hanya dalam satu hari. Bahkan sempat menyentuh batas bawah dan dihentikan sementara (trading halt).
Namun kini, tarif 32% terhadap Indonesia dianggap sebagai konfirmasi, bukan kejutan.
Ada Waktu Negosiasi
Faktor penenang lainnya: tarif belum langsung berlaku. Pemerintah AS memberi waktu negosiasi hingga 1 Agustus 2025.
Artinya, Indonesia masih punya ruang diplomasi untuk membatalkan atau menurunkan tarif tersebut.
Ditopang Saham Domestik dan Komoditas
Sebagian besar saham di IHSG, seperti sektor perbankan, infrastruktur, dan komoditas, tidak bergantung pada pasar AS.
Bahkan beberapa sektor seperti batu bara dan nikel justru berpotensi ekspansi ke pasar Tiongkok dan India, mitra utama BRICS, aliansi baru Indonesia.
Saham blue chip relatif stabil dan bahkan beberapa mencatat kenaikan minor.
Sentimen Global Tak Seburuk Itu
Selain berita tarif, pasar global hari ini mendapat dukungan dari beberapa faktor:
-
Harga minyak mentah naik 1,5% di tengah ketegangan Laut Merah.
-
Stimulus fiskal besar-besaran dari Tiongkok mendorong optimisme di Asia.
-
Nilai tukar dolar AS melemah, menarik arus modal ke emerging markets.
Investor Domestik Kini Lebih Rasional
Dengan komposisi investor ritel domestik yang kini mendominasi lebih dari 60% transaksi harian, pasar Indonesia tak lagi mudah panik. Akses informasi yang lebih luas dan edukasi pasar membuat respons lebih rasional.
Kesimpulan:
Berbeda dari April lalu, pasar kali ini lebih tenang menghadapi ancaman tarif Trump. Investor tahu bahwa kabar ini bukan akhir dari cerita, melainkan babak baru dalam negosiasi dagang global.
Pertanyaannya, mampukah pemerintah menegosiasikan keringanan sebelum 1 Agustus tiba?
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini