klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Mengenal Triliuner Lo Kheng Hong: Sang Investor Saham Indonesia yang Pilih Tampil Sederhana

Mengenal Triliuner Lo Kheng Hong: Sang Investor Saham Indonesia yang Pilih Tampil Sederhana

KLIK WARTAKU — Lo Kheng Hong, lahir di Jakarta pada 20 Februari 1959, merupakan ikon investasi jangka panjang di Indonesia.

Berbekal tekad, keuletan, dan disiplin tinggi, ia membuktikan bahwa siapa pun bisa sukses di pasar saham tanpa latar belakang finansial elit.

Memulai kariernya sebagai staf tata usaha di Overseas Express Bank (OEB) pada akhir 1970-an, Lo menjalani rutinitas selama lebih dari satu dekade sambil kuliah malam Sastra Inggris di Universitas Nasional.

Gaji stagnan justru menguatkan semangatnya untuk belajar. Ia membaca dokumen perbankan seperti BPKB dan jaminan kredit secara otodidak.

Pada usia 30 tahun, ia mencicipi pasar saham melalui IPO Gajah Surya Multi Finance. Meski merugi di awal, ia malah terdorong untuk mempelajari value investing ala Warren Buffett, membaca berulang buku-buku Buffett hingga memahami seluk-beluk valuasi dan manajemen perusahaan .

Investor Penuh Waktu dan Strategi “Sleeping Shareholder”

Pada 1996, Lo memutuskan pensiun dini dari bank untuk fokus menjadi investor penuh waktu. Ia menganut prinsip “sleeping shareholder”, beli saham undervalued, pegang lama, dan abaikan fluktuasi pasar, sepanjang fundamental tetap solid .

Strateginya terbayar manis. Case study paling fenomenal adalah saham Multibreeder Adirama (MBAI): dibeli Rp250 per saham pada 2005 dan dijual Rp31.500 pada 2011—mencatatkan keuntungan sekitar 12.500%.

Dan yang paling fenomenal, saham United Tractors (UNTR) diborong di bawah harga rebound, menghasilkan keuntungan lebih dari 5.900% .

Portofolio Saham Terbaru di 2025

Per akhir semester I/2025, portofolio saham fisik Lo Kheng Hong mencakup:

  • Gajah Tunggal (GJTL) – 5,17% setara 180 juta saham. Produsen ban nasional ini adalah salah satu pilar portofolionya.
  • Global Mediacom (BMTR) – 6,38% atau 1,058 miliar saham, menunjukkan keyakinan kuat di sektor media hiburan.
  • Intiland Development (DILD) – 6,28% atau 651 juta saham, merefleksikan optimisme terhadap properti komersial dan residensial.
  • Clipan Finance (CFIN) – 5,12% atau 204 juta saham, menunjukkan eksposur di sektor pembiayaan konsumen.
  • ABM Investama (ABMM) – 5,48%, saham di sektor tambang dan batu bara, dipegang sejak Mei 2025.
  • Salim Ivomas Pratama (SIMP) – 5,02% atau 778 juta saham di sektor kelapa sawit, posisi baru sejak akhir Juni 2025.
  • Bank-perbankan – saham BMRI, BBRI, NISP, BNGA, dan BDMN. Ia mengumpulkan BMRI dan BBRI pada awal 2025, menikmati yield tinggi. Terakhir ia juga miliki BNI, NISP, dan Danamon.
  • PGN (PGAS) – posisinya bahkan melampaui kepemilikan BlackRock pada awal 2025.
  • Austindo Nusantara Jaya (ANJT) – masuk daftar portofolio, sahamnya melejit +53% YTD membawa posisinya signifikan.

Estimasi total portofolio mencapai lebih dari Rp2 triliun, menjadikannya salah satu investor ritel dengan aset saham terbesar di Indonesia .

Filosofi Investasi & Disiplin RTI

Lo menekankan prinsip RTI, yaitu Reading, Thinking, Investing. Ia membaca empat koran dan laporan keuangan tiap pagi, menguatkan keputusan investasi melalui analisis data dan manajemen perusahaan yang kompeten. Ia mementingkan margin keamanan dan fundamental, serta menghindari perilaku spekulatif .

“Jika perusahaan tidak untung besar, saya tak tertarik,” katanya dalam sebuah seminar.

Fokus pada jangka panjang membuatnya bertahan saat pasar turun dan meraup cuan besar saat pemulihan, selaras dengan prinsip value investing.

Kini Lo aktif membagikan ilmunya melalui seminar, wawancara, hingga kuliah umum. Ia menjadi mentor bagi generasi muda dan investor pemula, membuktikan bahwa investasi disiplin bisa dilakukan siapapun, bahkan tanpa modal besar.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan