klikwartaku.com
Beranda Internasional Trump Tutup USAID Secara Resmi, Obama dan Bush Kecam Keras

Trump Tutup USAID Secara Resmi, Obama dan Bush Kecam Keras

Ilustrasi Badan bantuan internasional utama milik AS (USAID) Ketika memberikan bantuan kemanusiaan. tangkapan layar YouTube Al Jazeera English

KLIKWARTAKU — Pemerintahan Donald Trump resmi menutup badan bantuan internasional utama milik AS, USAID (United States Agency for International Development), pada Selasa (waktu setempat). Keputusan ini memicu kecaman dari mantan Presiden Barack Obama dan George W. Bush, serta komunitas kemanusiaan internasional.

Sejak awal masa jabatan keduanya, Trump secara bertahap membongkar lembaga yang berdiri sejak 1961 itu. Lebih dari 80 persen program USAID telah dihentikan pada Maret lalu, dan kini sisa programnya dialihkan ke Departemen Luar Negeri AS.

Penutupan USAID (yang selama ini menjadi badan penyedia bantuan asing terbesar di dunia) dinilai sebagai kemunduran besar dalam diplomasi dan kemanusiaan global.

Ancaman Kematian Massal dan Kehilangan Bantuan Vital

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet memperingatkan pemotongan dana ini dapat menyebabkan lebih dari 14 juta kematian tambahan pada 2030, sepertiga di antaranya adalah anak-anak. Penulis laporan menyebut dampaknya sebagai sangat mencengangkan.

Namun, seorang pejabat Departemen Luar Negeri membantah temuan tersebut dan mengatakan bahwa AS akan terus menyalurkan bantuan dengan cara yang lebih efisien.

Program-program yang dihentikan mencakup bantuan kaki palsu bagi tentara Ukraina yang terluka, upaya pembersihan ranjau darat di berbagai negara, dan pengendalian penyebaran Ebola di Afrika.

Obama dan Bush: “Tragedi Kemanusiaan dan Kehilangan Jiwa”

Dalam konferensi video yang digelar bersama aktivis kemanusiaan Bono (vokalis U2), dua mantan presiden dari partai berbeda menyuarakan kemarahan mereka atas penutupan USAID.

George W. Bush, dari Partai Republik, menyoroti dampak terhadap program penanggulangan HIV/AIDS yang dimulai pada masa kepemimpinannya dan diklaim telah menyelamatkan 25 juta jiwa.

“Apakah menyelamatkan 25 juta nyawa bukan bagian dari kepentingan nasional kita? Saya rasa iya. Dan Anda juga tahu itu,” ujar Bush dalam pernyataannya.

Sementara Barack Obama menyebut penutupan ini sebagai tragedi dan penghinaan. “USAID telah menjalankan salah satu pekerjaan paling penting di dunia. Menghancurkannya bukan hanya sebuah kesalahan, tapi kejahatan moral.”

Bono pun menambahkan dengan emosional, “Mereka menyebut kalian penipu, padahal kalian adalah yang terbaik dari kami.”

Elon Musk dan “Efisiensi” Pemerintahan Trump

Langkah pembongkaran USAID disebut-sebut sejalan dengan kebijakan efisiensi pemerintahan Trump. Miliarder Elon Musk, mantan penasihat presiden, diberi mandat untuk memangkas tenaga kerja federal (termasuk USAID) demi mengurangi pengeluaran luar negeri yang dianggap pemborosan.

Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan bahwa 1.000 program yang tersisa akan ditangani langsung oleh departemennya. “Era inefisiensi yang dilegalisasi oleh pemerintah telah berakhir,” katanya.

“Di bawah pemerintahan Trump, misi pendanaan luar negeri akan sepenuhnya mengutamakan kepentingan nasional Amerika.”

Gelombang Efek Global

Penutupan USAID juga memicu efek domino. Sejumlah negara lain seperti Inggris, Prancis, dan Jerman dilaporkan mulai memangkas dana bantuan luar negeri mereka. PBB bahkan menyebut saat ini sebagai masa pemangkasan dana bantuan internasional paling parah dalam sejarah.

Dengan lebih dari 10.000 pegawai (mayoritas bekerja di luar negeri) USAID selama ini memainkan peran kunci dalam misi-misi global dari pembangunan, pendidikan, hingga tanggap bencana.

Kini, dunia tampaknya harus mencari cara baru untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan lembaga yang pernah menjadi tulang punggung bantuan kemanusiaan global itu.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan