IHSG Melemah 0,21% ke 6.863,86, Terdorong Sentimen Kekhawatiran Tarif Trump
KLIK WARTAKU – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar 0,21% atau turun 14,20 poin ke level 6.863,86 pada perdagangan sesi pertama, Jumat pagi, 4 Juli 2025. Setelah sempat bergerak menguat tipis di awal sesi, tekanan aksi ambil untung investor membuat laju indeks berbalik arah ke zona merah. Kinerja IHSG yang fluktuatif ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor domestik dan global yang masih membayangi pasar.
Di dalam negeri, investor cenderung melakukan profit taking, terutama pada saham-saham di sektor keuangan dan infrastruktur yang sebelumnya menguat signifikan. Tekanan ini cukup kuat untuk menahan potensi penguatan lanjutan IHSG, apalagi menjelang akhir pekan yang biasanya diwarnai sikap hati-hati dari pelaku pasar. Sementara itu, sektor-sektor defensif seperti konsumer primer dan kesehatan masih mencatatkan performa stabil, meskipun belum cukup untuk menahan koreksi indeks secara keseluruhan.
Dari sisi global, pelaku pasar masih mencermati potensi kebijakan proteksionis yang dapat berdampak pada iklim perdagangan dan investasi di kawasan.
Salah satu sentimen utama yang membayangi adalah kekhawatiran akan diberlakukannya kembali tarif dagang oleh Amerika Serikat di bawah kebijakan Donald Trump. Tenggat waktu untuk pengumuman kebijakan tarif lanjutan oleh otoritas AS jatuh pada 9 Juli mendatang. Hal ini menciptakan ketidakpastian di pasar Asia, termasuk Indonesia, yang membuat investor mengambil posisi bertahan atau cenderung wait and see.
Kondisi ini juga diperburuk dengan belum adanya kepastian dari rilis data ketenagakerjaan AS yang akan diumumkan dalam waktu dekat. Data Non-Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat sering kali menjadi petunjuk arah kebijakan suku bunga The Fed. Oleh karena itu, investor memilih mengurangi eksposur di pasar saham hingga ada kejelasan makroekonomi yang lebih kuat.
Dengan latar belakang tersebut, tren IHSG diproyeksikan masih akan bergerak sideways untuk sementara waktu. Peluang rebound tetap terbuka apabila rilis data ekonomi AS lebih baik dari perkiraan dan risiko perluasan tarif Trump tidak terealisasi. Namun hingga saat itu, tekanan jangka pendek masih perlu diwaspadai.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage