Indonesia Bagikan Strategi UMKM Inklusif ke Negara Lain
KLIK WARTAKU – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memamerkan strategi dan kebijakan pengembangan UMKM inklusif kepada delegasi United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN DESA) serta perwakilan dari enam negara Asia Pasifik dalam kunjungan lapangan di kantor pusat SMESCO Indonesia, Jakarta.
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian Regional Workshop bertajuk “Toward a Socially Inclusive Creative Economy in Southeast Asia and Pacific Island Countries” yang diselenggarakan oleh UN DESA bersama Kementerian Luar Negeri RI.
“Merupakan kehormatan bagi kami menyambut delegasi dari Laos, Fiji, Myanmar, Papua Nugini, Kamboja, dan Timor-Leste. Ini momen strategis untuk berbagi praktik terbaik UMKM Indonesia,” ujar Bastian, Kepala Biro Manajemen Kinerja dan Kerja Sama (Kabiro MKK) Kementerian UMKM.
Dalam sambutannya, Bastian menekankan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 30 juta UMKM yang menyerap 97 persen tenaga kerja, menjadikannya elemen krusial dalam struktur sosial-ekonomi nasional.
“UMKM bukan hanya penggerak ekonomi, tapi juga kekuatan sosial untuk inklusi dan pemberdayaan,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa Kementerian UMKM merupakan lembaga baru hasil pemisahan dari Kementerian Koperasi dan UKM pada akhir 2024. Tujuannya adalah memperkuat fokus dan mempercepat dampak kebijakan.
Kementerian UMKM saat ini memiliki empat deputi yang membidangi pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan kewirausahaan secara terpisah. Selain itu, SMESCO Indonesia berperan sebagai Badan Layanan Umum yang mengelola berbagai fasilitas inkubasi, promosi, dan pemasaran.
Dalam sesi kunjungan, delegasi diperkenalkan pada program unggulan seperti:
-
Integrated Startup Hub: layanan inkubasi lengkap, co-working space, pelatihan, hingga akses pembiayaan;
-
Galeri dan Paviliun Provinsi SMESCO: etalase produk UMKM unggulan dari seluruh Indonesia;
-
Jejaring bisnis dan promosi digital yang dirancang untuk ekspor dan e-commerce.
Para peserta workshop mencatat pendekatan Indonesia yang menggabungkan inovasi teknologi, dukungan pembiayaan, dan pemberdayaan lokal sebagai model yang bisa direplikasi. UN DESA dan Kemlu menyebut kunjungan ini sebagai bentuk “benchmarking dinamis” terhadap keberhasilan penguatan ekonomi akar rumput.
“Kami berharap pengalaman ini dapat membuka wawasan yang relevan bagi kebijakan UMKM di negara masing-masing,” tutup Bastian.
Kunjungan ini mencerminkan peningkatan diplomasi ekonomi berbasis UMKM yang dilakukan Indonesia, serta memperkuat posisi Tanah Air dalam jejaring kerja sama ekonomi kreatif dan inklusif di kawasan Asia-Pasifik.
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini