klikwartaku.com
Beranda Lifestyle 7 Frasa Halus yang Sering Diucapkan Orang Sombong, Kamu Pernah Dengar?

7 Frasa Halus yang Sering Diucapkan Orang Sombong, Kamu Pernah Dengar?

Foto Ilustrasi orang berbicara dengan ekspresi percaya diri berlebihan, menunjukkan frasa yang menyiratkan keangkuhan dalam percakapan.

KLIKWARTAKU — Percaya diri itu keren. Tapi pernah nggak sih kamu ngobrol sama seseorang yang baru ngomong sebentar aja, rasanya udah kayak “aku lebih hebat dari kamu”?

Kadang, tanpa kita sadari, kesan sombong atau merasa superior bisa muncul cuma dari pilihan kata. Padahal ngomongnya santai, tapi ada nuansa “aku lebih tahu, aku lebih penting” yang bikin obrolan jadi nggak nyaman.

Nah, ternyata ada lho beberapa frasa yang sering banget dipakai oleh orang-orang yang merasa dirinya paling oke. Melansir dari Geediting.com, Sabtu, 19 Juli 2025 frasa-frasa ini bisa jadi sinyal halus bahwa seseorang ingin menunjukkan status atau nilai dirinya entah karena pintar, berpengalaman, atau punya selera eksklusif.

Yuk, kita bahas satu per satu frasa yang sering muncul ini. Siapa tahu kamu pernah dengar… atau jangan-jangan pernah ngomong juga?

1. “Sejujurnya…”

Kalimat pembuka ini sebenarnya biasa aja, tapi sering jadi tanda awal seseorang ingin dianggap lebih tahu. Seolah-olah mereka membawa kebenaran yang hakiki yang belum disadari orang lain. Ujung-ujungnya, mereka terdengar seperti guru dalam diskusi kasual.

2. “Saat saya dulu di…”

Ini dia, frasa nostalgia yang sering dipakai untuk nunjukin pencapaian masa lalu. Contoh klasik: “Saat saya dulu di Oxford…” atau “Waktu saya kerja di perusahaan besar itu…”. Niatnya mungkin cerita, tapi sering terasa kayak ajang pamer. Mau konteks apapun, masa lalu itu jadi alat validasi dirinya.

3. “Sebenarnya…”

Hati-hati dengan kata ini. Meski terkesan simpel, “sebenarnya” sering dipakai untuk mengoreksi orang lain. Ini bikin lawan bicara merasa salah atau kurang tahu, walaupun belum tentu juga. Dalam riset dari University of Michigan, orang yang suka pakai kata ini cenderung dianggap merendahkan.

4. “Saya biasanya tidak…”

“Saya biasanya nggak nonton acara kayak gitu sih…” atau “Saya nggak biasa makan makanan cepat saji…” terdengar familiar? Ini frasa yang secara halus menunjukkan bahwa mereka berbeda dari orang kebanyakan. Tujuannya? Tentu aja, biar terlihat lebih eksklusif.

5. “Saya sudah tahu itu sebelum populer”

Penggemar indie atau tren-tren awal pasti pernah dengar ini. Kesannya kayak: “Gue yang nemu duluan!” Kalimat ini menunjukkan mereka ingin jadi pionir, si pelopor selera keren sebelum jadi mainstream. Gaya banget, ya?

6. “Saya tidak punya waktu untuk…”

Biasanya dipakai untuk menolak hal-hal yang dianggap receh: “Saya nggak punya waktu buat gosip”, “Saya terlalu sibuk buat urus hal begitu”. Kedengarannya sih sibuk banget, tapi ada pesan tersembunyi: “Waktu saya terlalu berharga buat hal-hal yang tidak se-level.”

7. “Anda tidak akan mengerti…”

Nah, ini dia frasa pamungkas. Bukan cuma sombong, tapi juga eksklusif. Kalimat ini seperti membangun tembok: “Cuma saya dan orang seperti saya yang ngerti ini.” Nggak heran kalau kalimat ini bikin suasana obrolan langsung dingin kayak freezer.

Bukan Buat Menghakimi, Tapi Buat Lebih Sadar

Tenang, Sobat Klikwartaku. Artikel ini bukan buat menuding atau nge-judge siapa pun. Kita semua, sadar atau nggak, pasti pernah pakai frasa-frasa ini kok. Tapi dengan tahu pola-pola ini, kita bisa lebih peka dalam membaca situasi sosial. Lebih ngerti subteks, dan tentunya, lebih bijak dalam berkomunikasi.

Karena, kadang yang membuat seseorang terlihat menyebalkan bukan isi omongannya, tapi cara menyampaikannya. Dan siapa tahu, kita sendiri pernah jadi si tokoh utama itu?

Jadi, yuk lebih hati-hati dalam memilih kata. Karena setiap kata bisa membawa makna lebih dari sekadar kalimat.

 

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan