5 Kebiasaan Berikut Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Ginjal, Apa Saja
KLIKWARTAKU – Penyakit ginjal adalah kondisi serius di mana organ ginjal tidak berfungsi normal. Kondisi ini bisa memburuk seiring waktu, bahkan hingga mencapai gagal ginjal, di mana organ ini berhenti bekerja total. Yang lebih mengkhawatirkan, pada tahap awal, penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun. Penting sekali untuk melakukan tes darah atau urine untuk memastikannya.
Namun, jika sudah mencapai tahap lanjut, penyakit ginjal akan menunjukkan gejala seperti kelelahan, bengkak di pergelangan kaki atau tangan, sesak napas, hingga adanya darah dalam urine.
Menjaga kesehatan ginjal sangat penting, salah satunya dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan yang berisiko merusaknya. Dilansir dari berbagai studi ilmiah, berikut adalah beberapa kebiasaan sehari-hari yang dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal:
- Merokok
Siapa sangka, kebiasaan merokok tidak hanya buruk bagi paru-paru dan jantung, tapi juga ginjal. Merokok dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis melalui berbagai mekanisme kompleks seperti proinflamasi, stres oksidatif, hingga disfungsi endotel.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Kidney International Supplements bahkan menunjukkan bahwa merokok lebih dari 20 batang per hari meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis pada 7.476 peserta nondiabetes. Studi lain menemukan, setiap tambahan lima batang rokok per hari berkaitan dengan peningkatan kreatinin serum >0,3 mg/dl sebesar 31 persen. Kreatinin serum adalah indikator penting fungsi ginjal, di mana kadar yang tinggi bisa menandakan adanya masalah pada ginjal.
- Penggunaan Nefrotoksin
Istilah nefrotoksin mungkin terdengar asing, tapi ini adalah zat-zat yang berpotensi merusak ginjal. Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang telah lama dikaitkan dengan perkembangan penyakit ginjal kronis. Tak hanya itu, penggunaan obat analgesik (peredam nyeri) yang berlebihan dan paparan logam berat juga termasuk dalam kategori ini.
Penelitian menunjukkan, orang yang telah mengonsumsi 1000-4999 pil asetaminofen seumur hidupnya memiliki rasio peluang 2,0 untuk penyakit ginjal stadium akhir. Angka ini melonjak menjadi 2,4 bagi mereka yang mengonsumsi 5000 pil atau lebih. Ini menjadi peringatan keras untuk tidak sembarangan atau berlebihan dalam mengonsumsi obat-obatan.
- Konsumsi Makanan Tinggi Gula
Gemar makanan manis dan karbohidrat olahan? Hati-hati, kebiasaan ini bisa memicu diabetes, dan diabetes melitus adalah penyebab utama penyakit ginjal kronis di banyak negara. Mekanisme kompleks di balik ini melibatkan cedera hiperfiltrasi dan produk akhir glikosilasi lanjut yang merusak ginjal.
Sekitar 8 persen pasien baru diabetes tipe 2 sudah mengalami proteinuria (adanya protein dalam urine, tanda kerusakan ginjal) saat diagnosis. Dalam 20 tahun, risiko nefropati diabetik (kerusakan ginjal akibat diabetes) mencapai 41 persen bagi mereka yang awalnya bebas proteinuria. Artinya, sekitar setengah penderita diabetes tipe 2 berpotensi mengalami nefropati, dan 10 persen di antaranya akan mengalami penurunan fungsi ginjal progresif.
- Konsumsi Garam Berlebihan
Asupan garam berlebihan tidak hanya membuat masakan terasa gurih, tetapi juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi. Menurut studi di Journal of Clinical Medicine, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol secara signifikan meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis berkembang menjadi stadium akhir, penyakit kardiovaskular, dan bahkan kematian.
Asupan garam yang tinggi memperburuk penyakit ginjal kronis karena menyebabkan ekspansi volume dan hiperfiltrasi glomerulus, yang berujung pada hipertensi glomerulus dan glomerulosklerosis fokal. Lebih jauh, garam memengaruhi produksi TGF beta, sitokin inflamasi yang meningkatkan fibrosis pada ginjal dan jantung.
- Pola Makan Tidak Sehat dan Kurang Olahraga
Pola makan yang sembarangan dan minimnya aktivitas fisik seringkali berujung pada obesitas atau kelebihan berat badan. Dua kondisi ini telah terbukti meningkatkan risiko penyakit ginjal. Banyak studi epidemiologi mendokumentasikan hubungan kuat antara obesitas dengan penyakit ginjal kronis dan penyakit ginjal stadium akhir.
Ada tren yang jelas menunjukkan bahwa risiko penyakit ginjal kronis berbanding lurus dengan indeks massa tubuh (IMT) seseorang. Obesitas dapat mempercepat kerusakan ginjal melalui peradangan, stres oksidatif, disfungsi endotel, dan berbagai gangguan metabolik lainnya. Sebuah studi epidemiologi besar dari Swedia bahkan secara gamblang menunjukkan peran obesitas dalam penyakit ginjal kronis.
Mengingat betapa vitalnya fungsi ginjal bagi tubuh, sangat penting bagi kita untuk mulai memperhatikan kebiasaan sehari-hari. Dengan menghindari faktor risiko di atas, Anda bisa membantu menjaga kesehatan ginjal dan mencegah komplikasi serius di masa depan.
Bagaimana dengan kebiasaan Anda sehari-hari? Apakah ada yang perlu diubah demi kesehatan ginjal Anda?
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage