13 Green Flag Pasangan Siap Jadi Orang Tua yang Baik
KLIKWARTAKU — Menjadi orangtua bukanlah peran yang bisa dijalani hanya bermodalkan cinta. Di balik keinginan untuk memiliki anak, ada tanggung jawab besar yang menuntut kesiapan mental, emosional, dan komitmen jangka panjang. Sayangnya, tak semua pasangan benar-benar memahami hal ini sebelum memutuskan untuk membangun keluarga.
Psikolog dan pakar parenting sepakat bahwa kesiapan menjadi orangtua bukan sekadar soal usia atau stabilitas finansial. Lebih dari itu, kesiapan ini tercermin dari sikap, karakter, dan cara seseorang menyikapi kehidupan baik dalam menghadapi tekanan, membangun komunikasi sehat, hingga menyelesaikan konflik dengan dewasa.
“Anak-anak mendapat manfaat besar dari orangtua yang matang secara emosional; mereka mampu mengatur emosi secara sehat dan menciptakan rasa aman,” ujar Jennifer Jacobsen Schulz, LCSW, seorang pekerja sosial berlisensi dengan gelar magister dalam bidang pekerjaan sosial.
Berikut ini 13 tanda green flag dari pasangan yang menunjukkan bahwa mereka punya potensi besar menjadi orangtua yang bertanggung jawab, suportif, dan penuh kasih sayang.
1. Tertarik Tulus pada Dunia Anak dan Parenting
Pasanganmu sering membaca artikel parenting, suka bermain dengan keponakan, atau antusias membahas soal pola asuh? Ini pertanda positif. Menurut pakar mediasi keluarga Courtney Chicvak, JD, orang seperti ini memiliki empati dan sadar bahwa menjadi orangtua bukan sekadar tugas biologis, tapi juga tanggung jawab emosional dan sosial yang besar.
2. Berpikir Positif dan Tangguh dalam Tekanan
Kematangan emosional ditunjukkan dari bagaimana seseorang merespons tekanan. Pasangan yang bisa tetap berpikir jernih saat ada masalah kecil atau tidak mudah panik saat rencana berubah, adalah tipe yang bisa menjadi panutan bagi anak mengajarkan bahwa setiap tantangan bisa dihadapi dengan kepala dingin.
3. Tegas, Tapi Fleksibel
Menjadi orangtua berarti harus bisa menetapkan aturan, namun tetap mampu beradaptasi ketika situasi tidak berjalan sesuai rencana. Konselor keluarga Sarah Thompson, MEd, menjelaskan bahwa fleksibilitas adalah kunci agar rumah tangga tetap seimbang tanpa menjadi otoriter atau permisif.
4. Memiliki Kecerdasan Emosional Tinggi
Pasangan yang bisa memahami perasaannya sendiri dan merespons perasaan orang lain dengan empati cenderung lebih stabil secara emosional. Mereka mampu menghadapi tantrum anak dengan tenang, tidak reaktif, dan mampu menjadi teladan dalam mengelola emosi.
5. Menyelesaikan Konflik Secara Sehat
Jika dalam hubungan kamu merasa didengarkan, dihargai, dan tidak disalahkan saat ada masalah, itu pertanda pasanganmu punya pendekatan dewasa dalam menyelesaikan konflik. Menurut Chicvak, cara kita menyelesaikan konflik akan ditiru oleh anak kelak dalam menghadapi perbedaan pendapat.
6. Tidak Malu Mencari Bantuan Profesional
Pasangan yang bersedia berkonsultasi ke terapis atau konselor saat ada masalah justru menunjukkan kekuatan. Mereka memahami bahwa menjaga kesehatan mental keluarga adalah prioritas, bukan kelemahan.
7. Konsisten dan Bisa Diandalkan
Dari hal kecil seperti menepati janji atau hadir saat dibutuhkan, kamu bisa melihat bahwa pasanganmu memberikan rasa aman dan stabilitas. Chicvak menyebut, konsistensi adalah pondasi penting untuk menciptakan lingkungan yang membuat anak merasa dicintai dan dihargai.
8. Siap Bekerja Sama Sebagai Tim
Parenting bukan pekerjaan satu orang. Jika pasanganmu terbiasa berbagi peran tanpa diminta, menghargai pendapatmu, dan mendukung keputusan bersama, ia punya potensi besar menjadi partner pengasuhan yang kuat dan tangguh.
9. Menjaga Hubungan Berdasarkan Kepercayaan
Pasangan yang tidak posesif, tidak mudah curiga, dan menghargai ruang pribadimu menunjukkan bahwa ia membangun hubungan berdasarkan rasa saling percaya. Ini adalah fondasi penting dalam rumah tangga yang sehat dan minim drama.
10. Komunikatif dan Terbuka
Dalam hubungan, komunikasi yang sehat menjadi kunci penyelesaian masalah. Pasangan yang mau membuka diri, mampu menyampaikan isi hati tanpa menyalahkan, serta menghargai pendapatmu akan menciptakan pola komunikasi positif di dalam keluarga.
11. Menghormati Kamu sebagai Partner Setara
Saat pasangan tidak meremehkanmu, tidak dominan dalam keputusan, dan melibatkan kamu dalam hal-hal penting, itu menunjukkan sikap hormat. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kesetaraan akan belajar menghargai orang lain dengan lebih baik.
12. Memberi Dukungan Emosional Tanpa Diminta
Saat kamu kelelahan atau stres, pasangan yang menawarkan pelukan atau bantuan kecil tanpa kamu harus memintanya adalah bentuk dukungan emosional yang sangat berarti. Ini menunjukkan bahwa ia punya naluri untuk hadir dan berbagi beban, bukan hanya saat senang, tapi juga saat sulit.
13. Sabar dan Tidak Mudah “Meledak”
Menghadapi anak berarti siap menerima kesalahan yang berulang, pertanyaan tak habis-habis, dan momen tak terduga lainnya. Jika pasanganmu tetap sabar, tidak membentak saat sedang lelah, dan memilih dialog daripada emosi, besar kemungkinan ia bisa menjadi orangtua yang tenang dan penuh pengertian.
Menjadi Orangtua adalah Perjalanan, Bukan Tujuan Instan
Di akhir hari, kesiapan menjadi orangtua bukan tentang seberapa sering kamu memimpikan punya anak, tapi bagaimana kamu dan pasangan bisa menjadi tim yang solid, sabar, dan dewasa secara emosional. Cinta memang penting, tapi tanpa komitmen, komunikasi, dan tanggung jawab, cinta saja tidak cukup.
Kalau pasanganmu sudah menunjukkan banyak dari green flag di atas, boleh jadi kamu sedang bersama seseorang yang benar-benar siap menjadi orangtua yang baik bukan hanya untuk anak kalian kelak, tapi juga untuk tumbuh bersama sebagai keluarga yang sehat, hangat, dan saling mendukung.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage